MEDITASI UNTUK MENCAPAI KESADARAN MURNI

Ayas News – Meditasi setiap hari 10–15 menit.

  • Cari tempat yang teduh dan tenang
  • Duduk rileks, posisi badan harus rileks
  • Tangan ditempatkan di atas paha
  • Boleh pakai musik atau tidak
  • Duduk tenang
  • Pejamkan mata
  • Tangan rileks di atas kedua paha

Amati apa saja yang terlihat

  • Jangan dipertanyakan
  • Jangan dihakimi

Kita hanya mengamati apa pun yang muncul

  • Senang
  • Sedih
  • Benci
  • Debaran jantung
  • Aliran darah terasa

Tugas kita hanya menyaksikan atau mengamati. Selama meditasi, kita hanya hadir dan menyaksikan apa pun yang terjadi pada pikiran, rasa, dan tubuh kita. Karena hidup kita ibarat gelas berisi air keruh yang dikocok-kocok; semakin kita beraktivitas, semakin kita bereaksi, air di gelas semakin terkocok sehingga semakin keruh.

Namun, ketika bermeditasi, kita hanya diam, hadir, menyaksikan air keruh mengendap perlahan hingga tampak bening. Pikiran dan perasaan kita juga begitu. Jika kita beraktivitas, pikiran dan perasaan kita juga sibuk bekerja, saling memasukkan [apa?] tiada henti untuk kehidupan kita.

Kalau kita turuti terus, kita jadi stres. Pikiran dan perasaan ibarat anak kecil yang sedang bermain. Mereka aktif dan suka melompat ke sana ke mari. Kalau dituruti terus, mereka akan capek.

Ketika bermeditasi, kita hanya menyaksikan mereka [pikiran dan perasaan?] muncul dan beraktivitas  sampai akhirnya mereka tenang sendiri. Begitu pula segelas air keruh. Ketika gelasnya sudah diam, kotoran akan mengendap sendiri dan air jadi bening. ketika air sudah bening, kita bisa melihat apa yang ada di dalamnya secara netral, secara jelas. Itu akan membantu kita untuk selanjutnya memahami kehidupan dengan lebih baik dan untuk berpikir jernih.

Meditasi tidak bisa langsung berhasil. Banyak orang baru bisa menjernihkan air di gelas setelah berulang-ulang dan secara rutin mempraktikkan meditasi.

Bagaimana dengan hati nurani kita? Hati nurani kita sebenarnya kerap bicara, kerap memberi masukan. Namun, karena kita suka sibuk sendiri dengan pikiran, dengan perasaan, sibuk sendiri dengan ego, sibuk sendiri dengan nafsu, kita tidak mendengar suara hati kita, bahkan ketika kita bermeditasi.

Pikiran, rasa, ego, dan nafsu lama-kelamaan akan mengendap. Pada saat itulah kita bisa merasakan keberadaan hati nurani kita, bisa mendengar dia berbicara, dan bisa membaca kebijaksanaan yang dia miliki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *