APA ITU GOLONGAN ASBAB ATAU TAJRID

Ayas News -Dalam dunia spiritualitas Islam, khususnya dalam tasawuf , konsep “Asbab” dan “Tajrid” berkaitan dengan cara seseorang menjalani hidup, termasuk dalam hal mencari penghasilan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang kedua konsep ini:

Golongan Asbab

Asbab berarti “sebab-sebab” atau “sarana”.Dalam hal mencari nafkah, kelompok Asbab mengacu pada individu yang mendapatkan rezeki dengan aktif bekerja dan memanfaatkan berbagai alat atau sarana yang ada. Cara pandang ini menegaskan bahwa rezeki dari Allah diberikan melalui cara-cara tertentu yang perlu diusahakan oleh manusia.

Penggunaan Sarana (Usaha dan Kerja):

Orang yang termasuk dalam kelompok Asbab berkeyakinan bahwa rezeki diberikan oleh Allah melalui usaha manusia. Oleh karena itu, mereka aktif dalam bekerja, berdagang, atau kegiatan ekonomi lainnya untuk mendapatkan penghasilan. Misalnya, seorang pedagang yang menjalankan toko atau seorang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan.

Keterlibatan dalam Dunia Material:

Kelompok ini berpartisipasi langsung dalam aktivitas ekonomi dan memanfaatkan peluang yang ada. Mereka menjaga iman dan takwa sambil bekerja, dengan keyakinan bahwa usaha mereka adalah bagian dari ibadah.

Pandangan terhadap Rezeki:

Mereka melihat rezeki sebagai hasil dari usaha yang diberikan oleh Allah melalui sarana yang ada. Mereka yakin bahwa Allah yang mengatur dan membagikan rezeki, tetapi manusia harus berusaha untuk mencapainya.


Golongan Tajrid:

Keterlepasan dari Sarana (Usaha Duniawi):

Tajrid berarti “menanggalkan” atau “melepaskan”. Dalam konteks ini, golongan Tajrid adalah mereka yang memilih untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada sarana duniawi untuk mendapatkan penghasilan, lebih mengandalkan kepercayaan langsung pada pemberian Allah. Mereka biasanya menghindari keterlibatan langsung dalam kegiatan ekonomi atau pekerjaan fisik untuk mencari nafkah, dengan keyakinan bahwa Allah akan memenuhi kebutuhan mereka tanpa harus melakukan usaha duniawi yang intensif.

Fokus pada Kehidupan Spiritual:

Golongan ini lebih menitikberatkan pada kehidupan spiritual dan ibadah. Mereka mungkin mengandalkan bantuan, amal, atau dukungan dari komunitas untuk kebutuhan sehari-hari.

Pandangan terhadap Rezeki:

Mereka memandang rezeki sebagai sesuatu yang diberikan langsung oleh Allah tanpa memerlukan usaha duniawi yang besar. Mereka hidup dengan keyakinan bahwa Allah akan menyediakan kebutuhan mereka secara langsung.


Kaitannya dalam Mencari Penghasilan:

Pendekatan Asbab:

  • Pendekatan Asbab lebih umum dan praktis di era modern, di mana orang bekerja, berdagang, dan berusaha dengan berbagai cara untuk mendapatkan rezeki. Mereka melihat pekerjaan dan usaha sebagai tanggung jawab sekaligus ibadah.

Pendekatan Tajrid:

  • Pendekatan Tajrid lebih jarang dan biasanya dianut oleh mereka yang menjalani kehidupan sangat sederhana atau oleh para sufi yang fokus pada kehidupan spiritual. Mereka hidup dengan keyakinan bahwa Allah akan mencukupi kebutuhan mereka tanpa harus terlibat langsung dalam usaha ekonomi.

Pertimbangan dalam Kehidupan Modern:

Kontekstualisasi:

  • Dalam kehidupan modern, mayoritas orang cenderung mengikuti pendekatan Asbab karena tuntutan ekonomi dan tanggung jawab keluarga. Meski demikian, beberapa mungkin memilih aspek Tajrid dalam beberapa aspek kehidupan mereka, seperti mengurangi ketergantungan pada materi dan lebih fokus pada pengembangan spiritual.

Keseimbangan:

  • Banyak yang mencoba menyeimbangkan antara usaha duniawi (Asbab) dan kepercayaan spiritual (Tajrid). Misalnya, bekerja dengan jujur dan etis sambil tetap percaya bahwa rezeki adalah pemberian Allah.

Kehidupan Spiritual dan Ekonomi:

  • Pendekatan spiritual dari golongan Tajrid dapat mempengaruhi bagaimana seseorang menjalankan usaha ekonominya dengan etika dan moral yang baik, bahkan saat terlibat dalam usaha duniawi.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *